Minggu, 14 Juni 2009

Kata CINTA



Merah lembayung masih tersisa,walaupun sudah mulai pudar seiring gelapnya waktu malam dan mulai masuknya waktu Isya di kota seribu menara. Cahaya mentari yang tadi siang terasa panas kini tergantikan oleh terangnya lampu-lampu yang terpasang di tiang-tiang bangunan. Cahaya merkuri menerangi langkahku yang terus bergegas meninggalkan pasar khan kholili.

Langkahku terus ku percepat supaya bisa berjama’ah di masjid Al-Azhar. Sampai disana iqmah belum dikumandangkan. Aku pun bergegas menuju barisan paling depan walaupun sudah mulai penuh dengan barisan tamu Allah yang akan menunaikan kewajiban sholat isya di mesjid yang didirikan oleh bani Fathimiyah ini.

Orang-orang sibuk mengatur shaf masing-masing tatkala iqmah berkumandang. Syeik Yusuf yang menjadi Imam malam ini melantunkan ayat-ayat Allah dengan suara khasanya. Ayat-ayat Al-Qura’an yang beliau baca malam itu seakan menjadi sebuah penawar yang mujarab bagiku.

Sebuah ayat dari surat al-Ruum yang memjelaskan bahwa Allah menjadikan ikatan suami isteri itu supaya terciptanya ketenangan atau sakinah masih terngiang di telingaku tatkala aku melangkahkan kaki menuju halte bus di Darrasah.

Aku masih nestafa karena ocehan teman-temanku yang menganggap aku adalah orang pasif yang tak pernah merasakan dan mengatakan kata cinta kepada perempuan manapun. Bagi sebagian orang kata CINTA itu ibarat imbuhan yang sangat mudah dikawinkan dengan kata apa pun. Mereka menganggap kita CINTA itu sangat mudah dikawinkan dengan perempuan manapun walaupun hanya kenal di tempat menunggu bus atau di tempat lain.

Tapi bagiku kata CINTA kepada kaum hawa yang bukan Muhram adalah ungkapan tanggung jawab. Aku tidak mau ada istilah mumpung masih muda dan belum tentu nikah. Bahkan menggaet perempuan cuman supaya bisa diajak jalan-jalan dan sebagai media syahwat.

Walaupun aku sadar aku bukanlah orang sempurna dan pastinya banyak kekurangan. Tapi harga mahal bagi seorang lelaki adalah tanggung jawab dunia akhirat dalam menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari sengatan apai neraka.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template